top of page

Tentang Kami

Image by John Price
Image by Yannick Pulver

Gereja Berita Injil Antiokhia

Gereja Berita Injil Antiokhia, berdiri sejak 2003, berpusat di Jakarta, dan memiliki 16 cabang yang tersebar di berbagai kota, baik di Indonesia, mencakup Jawa, Sumatra, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, sampai ke tanah Papua, dan juga ada cabang yang berlokasi di luar negeri seperti di Sydney (Australia) dan Subang Jaya (Malaysia).

​

Kami mengundang anda untuk bergabung dengan keluarga rohani Antiokhia yang berada di Balikpapan. Rasakan jamahan dan kuasa Tuhan yang bekerja dengan luar biasa mengubahkan hidup banyak orang.

Visi Dan Misi Kami

Penginjilan - Pembinaan - Pengutusan

Jemaat yang baik, ideal, bertumbuh, dinamis dan berhasil adalah harapan Kristus Yesus yang adalah Kepala Gereja juga merupakan harapan sekalian orang percaya. Kenyataan mengatakan bahwa hal itu belumlah terjadi, karena di dunia yang serba berubah dan tidak sempurna ini, sulit untuk ditemukan gereja sempurna. Bagaimana pula dengan jemaat Antiokhia yang adalah salah satu jemaat permulaan dalam sejarah gereja?

​

Menyimak dan mendalami dalam Kisah Para Rasul 11:19-30 dan 13:1-3, cukup memberikan gambaran dan model dari suatu jemaat yang “sempurna“, yang boleh menjadi fokus, teladan dan target kita hari ini yang mengemban visi dan misi GBI Antiokhia. Dari nats Alkitab tersebut dapatlah dijabarkan sebagai berikut:

​

1. Di dalam Jemaat Antiokhia terdapat PENGINJILAN.

Dari terwujud dan disebutnya mereka orang percaya, murid Kristus yang mayoritas adalah pendatang dari jemaat Yerusalem akibat penganiayaan setelah Stefanus mati syahid bagi Tuhan, jelas sekali terlihat bahwa mereka adalah jemaat yang menginjil.

​

Mereka menginjil melalui :

  • Memberitakan (ay. 19, 20) secara aktif, berbicara.

  • Penyertaan tangan Tuhan (ay.  21) sehingga pasti adanya manifestasi  kuasa Tuhan (mujizat) yang  nyata,  meneguhkan dengan bukti (Markus 16:20).

  • Kesaksian hidup (ay. 22, 26).  Keindahan, kuasa, keharuman Kristus tercermin dari aplikasi iman ke dalam kehidupan nyata, menyentuh dengan sikap dan  perilaku kehidupan.

  • Penuh kuasa karunia Allah (ay. 2, 3), otoritas Tuhan nyata. Bandingkan dengan Efesus 2 : 8-10.

​

Tidakkah ini menjadi motto, target, doa dan visi kita dalam menuju ke GBI Antiokhia yang berkenan dan berguna bagi Tuhan dan sesama? Mari kita doakan dan imani.

​

2. Di dalam Jemaat Antiokhia terdapat PEMBINAAN.

Jemaat yang menginjil itu baik sekali dan bolehlah dijuluki sebagai jemaat yang sudah mengerti, mengemban dan melaksanakan Amanat Agung Yesus Kristus dalam Matius 28 :19-20. Namun kobaran semangat dan ambisi menginjil ini pun akan lebih bermutu bilamana diimbangi dengan pembinaan, pengkaderan, peningkatan mutu, doktrinasi yang alkitabiah, pengajaran yang tepat, siap pakai, sesuai, bermutu sehingga kegiatan penginjilan tersebut dapat dilakukan dengan baik, mantap, langgeng, efektif dan berhasil.

​

Sedikitnya demi dan oleh maksud inilah, Tuhan campur tangan secara nyata dalam pembinaan mutu dan karakter iman jemaat Antiokhia pada saat itu. Berbeda dengan keadaan sebagian gereja masa kini yang mana sisi pembinaan atau pengajaran inilah yang boleh dikatakan sangat lemah dan sedikit sekali diperhatikan banyak gereja, sehingga tidaklah heran bilamana mendapati anggota gereja yang kompromi dengan dunia, iblis, tradisi dan dosa. Hal ini serius dan berakibat serius pula, bila tidak disadari dan ditangani dengan baik. Bagaimana pula nasib jiwa-jiwa yang masih belum diselamatkan karena banyak bergugurannya orang Kristen akibat kurang diajar atau dibina? Imannya rapuh, lemah dan terancam. Mulai ayat 22 sampai 30, memperlihatkan kepada kita bagaimana jemaat Antiokhia saat itu dibina. Apa saja yang dibina, apa pula hasil pembinaannya, kita simak berikut ini :

​

A. Dibina menjadi jemaat yang baik (ay. 24).

Barnabas yang sebagai pembina yang diutus ke sana, disebut orang baik; maka dengan sendirinya menjadi orang baik. Inipun pasti tidak luput diajarkan kepada jemaat, bahkan disertai dengan kesaksiannya “karena Barnabas adalah orang baik.” Tidakkah ini juga menjadi kerinduan dan target kita semua, agar kita menjadi orang Kristen yang dapat disebut baik?

​​
B. Dibina menjadi jemaat yang  penuh Roh Kudus (ay. 24).

Bukankah ini juga merupakan harapan, himbauan bahkan menjadi keharusan bagi setiap orang percaya, hidup penuh dengan Roh Kudus (Efesus 5 :18; Galatia 5:16-26). Barnabas adalah orang yang penuh dengan Roh Kudus, maka pastilah dia juga membina jemaat untuk penuh dengan Roh Kudus. Mengerti, menyadari, merindukan dan mengalami hidup kristiani yang penuh Roh Kudus adalah suatu kemuliaan untuk hidup bermutu, bergairah, berfungsi, menang dan berhasil. Hal ini sering menjadi perdebatan dan selisih paham dari sebagian besar orang Kristen akibat salah ajaran, takut, tradisi, salah paham, apriori dan lain-lain, sehingga kebahagiaan terbesar dan kuasa serta pengalaman berharga ini terkendala diminati dan dinikmati oleh kita. Yang pasti, rugi besar selama hidup sebagai orang Kristen, bila tidak mendapatkan dan mengalami dipenuhi Roh Kudus.

​​
C. Dibina menjadi jemaat yang penuh iman (ay. 24).

Oleh iman kita mengalahkan dunia, oleh iman kita memindahkan gunung, oleh iman kita meraih dan mengalami kuasa mujizat Allah, oleh iman kita berkenan dan diselamatkan Tuhan, oleh iman dosa diampuni, oleh iman kita disembuhkan dan sebagainya. Namun kenyataannya, lebih sering rasio kita lebih berfungsi ketimbang iman yang bereaksi dan dialami. Ingatlah Ibrani 11:6, ”Tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah”. Barnabas adalah orang yang penuh iman, tidaklah mungkin kalau beliau tidak mengajarkan, membina jemaat Antiokhia supaya penuh dengan iman.

​

D. Dibina menjadi jemaat yang memberi (ay. 29).

“Berilah dan kamu akan diberi...” (Lukas 6:38). Pengertian dan penghayatan memberi  ini bukan  sekedar diajarkan bahkan dari  hidup dan penyerahannya. Barnabas dan Saulus membahasakannya dalam tindakan dengan kerelaan mereka berada di Antiokhia. Pelajaran, pengertian berkat atas ketaatan memberi, sungguh merupakan suatu kunci hidup berkelimpahan yang patut dan jangan diabaikan untuk diajarkan. Memberi dalam bentuk ucapan syukur, persepuluhan, diakonia, penginjilan dan sebagainya, hanya dapat dilaksanakan dengan baik dan setia bila jemaat dibina dan dimengertikan dengan bukti dan saksi, dengan landasan firman Allah.

​

E. Dibina menjadi jemaat yang beribadah, mengerti menyembah  Tuhan dengan baik dan merasakan kehadiran Tuhan (Kis. 13:2).

Pembinaan terhadap jemaat perihal penyembahan dalam ibadah, pastilah sudah sangat berhasil; sehingga pasal 13 ayat 2 memperlihatkan kepada kita klimaks  hasil penyembahan yaitu Roh Kudus beracara dengan leluasa, menyatakan kehendak Tuhan dan sebagainya. Penyembahan semacam ini mutlak menjadi keharusan dan kerinduan kita dalam ibadah. Kiranya kita membuka dan membiasakan diri  dalam ibadah kita, menyembah Tuhan kita Yesus Kristus.

​

F. Dibina menjadi jemaat yang berdoa puasa.

Berdoa dan berpuasa sering tak terpisahkan. Berpuasa dibarengi dengan doa merupakan ajaran, kunci dan jalan bagi banyak orang percaya di segala abad untuk mereka mendapatkan pengertian atas kehendak Tuhan, pertolongan Tuhan, penyataan kuasa kelepasan, kesembuhan dari Tuhan dan sebagainya. Tuhan Yesus, murid-murid, rasul-rasul, jemaat mula-mula, jemaat masa kini, banyak yang dapat menjadi teladan dan jawaban untuk kita, bahwasanya dengan berpuasa mereka tertolong, dijawab, dipimpin dan diberkati Tuhan.

​

3. Di dalam Jemaat Antiokhia terdapat PENGUTUSAN.

Jemaat Antiokhia adalah jemaat pertama yang melakukan tugas PI pengutusan, bahkan penginjil yang berbobotlah yang diutus dalam pimpinan yang jelas dari Roh Kudus yaitu Barnabas dan Paulus. Dampak pengutusannya ini sangat terasa dan terus bergema : jemaat yang berhasil, berguna dan diberkati justru adalah jemaat yang berwawasan kerajaan Allah, berhati dan perasaan seperti Kristus, bersaksi dengan tekun dan setia terhadap Amanat Agung serta bersedia berkorban mengutus penginjil ke luar batas tembok gereja, organisasi, lintas budaya. Sejarah mencatat dan membuktikan, jemaat yang diberkati amat sangat dalam segala hal justru jemaat yang mengadakan pengutusan.

​

​

MOTO KITA :

GBI Antiokhia kini dan yang akan datang adalah jemaat yang di dalamnya terdapat Penginjilan, Pembinaan dan Pengutusan. Kiranya Tuhan mendorong, menguatkan dan menggenapi. Haleluya, Imanuel.

Anchor 1
Anchor 2
Anchor 3

Gereja Berita Injil Antiokhia mengakui Tuhan Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja dan kebenaran firman Tuhan adalah otoritas absolut yang menjadi pegangan utama dalam hidup setiap orang percaya maupun dalam pelayanan. Sinode Gereja Berita Injil Antiokhia merupakan gereja yang resmi, terdaftar dan diakui oleh pemerintah seturut aturan perundang-undangan yang berlaku.

bottom of page